BIOLOGI - SISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
1.Mengenal Organ Kelamin Luar
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu :
1. berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita
2. pelindung organ kelamin dalam dari berbagai organisme penyebab infeksi.
Organ Kelamin Luar pada wanita meliputi :
1. Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak);
setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.
2. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor mengelilingi lubang vagina dan uretra.
Jika ada rangsangan,dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.
3. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
4. Klitoris;Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris,
yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka.
5. Perineum;Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu
jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
6. Himen (selaput Dara)
Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi,
karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
2. Organ Kelamln Dalam
DALAM keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam
vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm.
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti
buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di
belakang kandung kemih dan di depan rektum (anus),
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim)
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali
panjang serviks. Korpus bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding otonya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar
melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan spema
masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar.
Seviks biasanyanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri,
kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi
(pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks sempit, bahkan terlalu sempit
sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.
Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga
bayi bisa melewatinya.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap
bulan setelah siklus menstruasi,endometrium akan menebal.
tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan
dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.
Proses yang Terjadi pada sistem reproduksi Wanita
A. menstruasi
MENSTRUASI atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari
vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai
kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak.
Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita,dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun,
sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Akhir pengaruh kemampuan wanita bermenstruasi disebut menopause, ini juga yang menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. siklus menstruasi adalah tiap 28 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita
selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya,dan bahkan dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik,emosi,dan nutrisi wanita yang bersangkutan.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
1.Fase folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi)
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit menigkat sehingg merangsang pertumbuhan sekitar3-30 folikel
yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasar
tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang
sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.Fase ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini
dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat
ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
perut bagian bawah, nyeri ini biasa disebut mittelschmerz,
yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3.Fase luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar
14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah
kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru
dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus
yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin
bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan
didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Sindroma Premenstruasi
SINDROMA premenstruasi sering berhubungan dengan naik-turunnya
kadar estrogen dan progesteron yang terjadi
selama siklus menstruasi.Estrogen menahan cairan yang dapat
menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan
jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.
Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak
diketahui; tetapi sering berhubungan dengan faktor-faktor sosial,
budaya, biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada
sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan
pada wanita berusia 20-40 tahun.
Jenis dan berat gejalanya bervariasi pada setiap wanita
dan bervariasi pada setiap bulan. Wanita yang menderita epilepsi
mungkin akan lebih sering mengalami kejang. Wanita yang
menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus atau artritis ramatoid) bisa mengalami kekambuhan.
Gejala-gejala yang sering ditemukan adalah :
Perubahan fisik: Sakit punggung, perut kembung, payudara
terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit,
pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau
tertekan, hot Hashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah
dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan
muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya
jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau
nyeri persendian, penambahan berat badan:
Perubahan psikis dan mental: Mudah marah, tersinggung,
cemas, depresi, gelisah sebentar sedih atau gembira, kalut,
sulit berkonsentrasi, pelupa.
Mentruasi Adalah Normal
Sudah sejak lama, barangkali sejak mulainya sejarah umat
manusia, mitos tentang menstruasi telah beredar. Peristiwa
menstruasi dianggap sesuatu yang kotor bahkan dosa.
Sesungguhnya menstruasi adalah suatu peristiwa fisiologik yang dialami
oleh wanita normal. Justru wanita tidak normallah
yang tidak mengalami menstruasi. Pendarahan yang terjadi
waktu menstruasi berasal dari dinding dalam rahim
akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil dikarenakan adanya
pengaruh perubahan keseimbangan hormon. Jadi pendarahan
yang terjadi bukan berasal dari vagina, dan darah yang
dikeluarkan adalah darah normal.
Nyeri menstruasi
Nyeri menstruasi bisa primer, jika sudah ada keluhan sejak
pertama kali menstruasi (menarche). Biasanya tak ada
hubungannya dengan kandungan. Sifatnya nyeri kejang
berjangkit-jangkit, terasa di perut bawah, menjalar ke
pinggang dan paha, mungkin disertai mual dan muntah, serta
nyeri kepala. Jika hebat, bisa sampai kolik melilit,
Jika nyeri menstruasi primer umumnya tak ada hubungan
dengan kandungan, nyeri menstruasi luar biasa yang disebut
dismenorrhoe sekunder biasanya berhubungan dengan
adanya penyakit kandungan. Mungkin ada peradangan
saluran telur (salphingitis), tumor rahim, menyempitnya leher
rahim, atau oleh adanya endometriosis. Semua kelainan ini
sebaiknya dikoreksi. Mungkin belum tentu mengganggu
kesuburan, dan masih mungkin untuk hamil, namun bisa pula
mengganggu kehamilan yang sudah terbentuk, jika dibiarkan.
Jika dan pemeriksaan pemindaian organ reproduksi tidak
ditemukan adanya kelainan, kemungkinan hanya gangguan
fungsional belaka. Artinya, organ reproduksinya normal, tapi
fungsinya yang terganggu.
B. KEHAMILAN
KEHAMILAN akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan
sebulan sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi
oleh sperma yang dikeluarkan laki laki. Secara normal,
pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi melalui
hubungan seksual antara laki laki dan wanita. Pembuahan terjadi
di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur.
MASA SUBUR
Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah
matang potensial untuk dibuahi oleh sperma. Pada seorang
wanita usia subur, setiap bulannya secara teratur akan terjadi
pematangan satu atau lebih sel telur. Cara menghitung masa
subur misalnya seseorang dengan siklus normal yaitu 28 hari
maka ovulasi diperkirakan akan terjadi pada 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Untuk melihat rata-rata siklus menstruasi
dicatat selama 3 bulan berturut-turut. Tetapi bila siklus
menstruasinya tidak teratur 28 hari maka perlu ada penghitungan
khusus.
PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
Proses ini diawali dengan proses pembuahan (konsepsi),
di mana sel telur yang matang setelah ovulasi berada di tuba
falopii dibuahi oleh sperma, yang kemudian disebut zigot.
kemudian terjadilah pembelahan zigot menjadi 2, 4, 8 dan
seterusnya, sehingga ukurannya semakin besar, sambil berjalan
dari tuba ke rongga rahim, yang memakan waktu sekitar 6 hari.
Di rongga rahim maka calon janin ini akan menempel pada
dinding rahim (proses nidasi). Setelah terjadi nidasi barulah
dapat dikatakan terjadi kehamilan.
Dalam proses tersebut di ovarium juga terjadi perubahan-
perubahan hormonnya. Salah satu hormon yang meningkat
adalah HCG, yang keluardi air kemih dan dideteksi sebagai tes
kehamilan yang umum digunakan saat ini.
Usia yang Baik untuk Wanita pertama kali hamil
Sebaiknya kehamilan pertama terjadi pada usia antara 20-
30 tahun karena pada usia ini seorang wanita telah siap baik
secara fisik maupun mental. Akan tetapi karena saat ini
pelayanan kesehatan semakin membaik, dan wanita hamil bisa
secara rutin memeriksakan kehamilannya, maka banyak juga
wanita yang hamil diatas usia 30 tahun, bahkan sampai 40 th.
Perubahan pada wanita hamil
Pada dasarnya wanita hamil adalah orang yang sehat, tetapi
memang ada beberapa perubahan yang terjadi yang bisa
mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun mental,
walaupun bisa berbeda pada tiap wanita dan pada tiap kehamilan
(anak pertama dapat berbeda dengan anak kedua). Akibat
perubahan sistem hormonal bisa terjadi rasa mual, lalu muntah,
pusing yang biasanya pada usia kehamilan awal, ini bisa diatasi
dengan makan dalam porsi kecil tetapi sering dan menghindari
makanan dengan bau dan rasa yang menyengat. Sering kali
juga terjadi peningkatan pigmentasi terutama di kulit daerah
tertentu misalnya payudara, leher dan wajah. Gejala ini tidak
perlu penanganan khusus karena akan menghilang sendiri
setelah melahirkan nanti.
Yang Harus dilakukan selama Hamil
Selama kehamilan pemeriksaan ke bidan atau dokter
minimal dilakukan sebanyak 4 kali, untuk mendeteksi adanya
kelainan baik ibu maupun janin. Hal-hal yang perlu dideteksi
setiap pemeriksaan antara lain tekanan darah, kadar
haemoglobin, tungkai bengkak atau tidak, pembesaran rahim
dan perkembangan janin termasuk posisi dan detak jantung
janin, gejala yang perlu mendapatkan perhatian adalah adanya
perdarahan, pembengkakan tungkai berlebihan.
Pola makan perlu mendapat perhatian baik jumlah maupun
komposisi, istirahat cukup, aktivitas fisik tidak perlu dibatasi ketat
dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Kebersihan sangat perlu
dijaga untuk mencegah infeksi misalnya di gigi, perawatan
payudara untuk persiapan menyusui terutama puting susu
diupayakan keluar dengan pemijatan setiap kali mandi. Buang
air kecil yang sering akan dialami pada trimester pertama dan
Ketiga akibat penekanan rahim ke kandung kencing. Buang air
besar diupayakan selalu lancar dengan minum banyak,
makanan cukup serta dan olah raga teratur.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DIWASPADAI
1.Ketuban Pecak Sebelum Waktunya
KETUBAN Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah
pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau
lebih sebelum terjadinya kontraksi.
Dulu jika terjadi KPSW selalu dilakukan tindakan untuk
segera melahirkan bayi guna mencegah infeksi yang bisa terjadi
pada bayi maupun ibunya. Tetapi pendekatan ini sudah tidak
perlu dilakukan lagi karena resiko terjadinya infeksi bisa dikurangi
dengan mengurangi frekuensi pemeriksaan, dalam 1 kali
pemeriksaan dengan bantuan spekulum bisa membantu dokter
dalam memastikan pecahnya selaput ketuban, memperkirakan
pembukaan serviks (leher rahim) dan mengambil contoh cairan
ketuban dari vagina.
Jika hasil analisa cairan ketuban menunjukkan bahwa paru-
paru bayi sudah cukup matang, maka dilakukan induksi
persalinan (tindakan untuk memulai proses persalinan) dan bayi
dilahirkan. Jika paru-paru bayi belum matang, persalinan ditunda
sampai paru-paru bayi matang.
Pada 50% kasus, persalinan bisa ditunda hanya dengan
melakukan tirah baringan mendapatkan cairan infus; beberapa
kasus lainnya memerlukan obatyang bisa mencegah kontraksi rahim
(misalnya magnesium sulfatyang diberikan melalui infus
suntikan atau tablet terbutalin dan kadang diberikan ritodrin
meialui infus). Ibu dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah
baring, tetapi masih diperbolehkan ke kamar mandi. Suhu tubuh
dan denyut nadinya diukur 2 kali/hari. Peningkatan suhu tubuh
bisa merupakan pertanda terjadinya infeksi.
2.Persalinan Prematur
PERSALINAN prematur adalah persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Biasanya
persalinan terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 37-42
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses
normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh keadaan
tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban,
Sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak
diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur :
a. Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu.
b. Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3).
c. Pernah mengalami aborsi.
d. Memiliki serviks yang abnormal.
e. Memiliki rahim yang abnormal.
f. Menjalani pembedahan perut pada saat hamil.
g. Menderita infeksi berat pada saat hamil.
h. Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga.
i. Berat badan kurang dari 50 kg.
j. Pernah memakai DES(dietilstilbestrol).
k. Merokok sigaret atau makakai kokain .
l. Tidak memeriksakan kehamilan.
3.Kehamilan Post-Matux & Postmaturitas
KEHAMILAN post-matur adalah persalinan yang berlangsung
sampai lebih dari 42 minggu. Postmaturitas adalah suatu
sindroma di mana plasenta mulai berhenti berfungsi secara
normal pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan
janin. Menentukan apakah kehamilan telah Iewatdari42 minggu
tidak selalu mudah, karena saat terjadinya pembuhan tidak
selalu dapat ditentukan secara pasti. Kadang saat pembuahan
tidak dapat ditentukan karena siklus menstruasi yang tidak
teratur.
Pada awal kehamilan bisa dilakukan pemeriksaan USG
untuk membantu menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG
berikutnya dilakukan ^ebelum usia kehamilan mencapai 32
minggu (antara 18-22 minggu) untukmengukur diameter kepala
janin; hal ini bisa membantu memastikan usia kehamilan.
Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu
dari hari pertama menstruasi terakhir, dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin,
yaitu penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janinPemeriksaan
bisa dimulai pada usia kehamilan 41 minggu, untuk
menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan
ketuban (yang menurun secara drastis pada kehamilan post-
matur). Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa
dilakukan amniosentesis (pengambilan dan analisa cairan
ketuban).
Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban
yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja
fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan gawat janin.
Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda
postmaturitas, maka kehamilan post-matur masih mungkin
dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya
tanda-tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi
persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks belum dapat dilalui
janin, maka dilakukan operasi sesar.
4.Tidak Adanya Kemajuan Dalam Persalinan
SETIAP jam seharusnya serviks membuka minimal selebar
1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga
panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi,
mungkin janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu
dilakukan persalinan dengan bantuan forseps atau operasi sesar.
Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju,
maka diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang
kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah pemberian oksitosin
persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.
5.Kelainan Posisi Janin
Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah
arah yang dihadapi oleh janin, sedangkan letak janin adalah
bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung
ibu dengan letak kepala, di mana leher tertekuk ke depan, dagu
menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan
bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan
melalui vagina.
6.Kekamilan Kembar
KEHAMILAN kembar bisa diketahui pada pemeriksaan USG
atau dengan pemantau elektronik (dimana akan terdengar 2
denyut jantung berbeda). Kembar menyebabkan rahim sangat
teregang dan rahim yang sangat teregang cenderung untuk mulai
mengalami kontraksi sebelum kehamilan mencapai usia yang
matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara
prematur dan kecil.
Posisi dan letak janin di dalam rahim bisa berlainan,
sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah
lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya
plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung
mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko
mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi, Kadang
setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat
berkontraksi dengan baik sehingga ibu bisa mengalami
perdarahan.
7.Distosia Bahu
DISTOSIA bahu adalah suatu komplikasi yang jarang
terjadi, dimana pada letak kepala, salah satu bahu bayi
tersangkut pada tulang kemaluan dan tertahan di dalam jalan lahir.
Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan
bahu sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan
tersebut gagal, kadang bayi dapat didorong kembali ke dalam
vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.
8.Prolapsus Korda Umbilikalis
PROLAPSUS korda umbilikalis adalah keadaan dimana
korda umbilikal(taii pusar) mendahului bayi, yaitu kefuardari
jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi
terhenti. Prolapsus korda umbilikalis bisa terjadi secara nyata
atau tersembunyi.
Pada prolapsus yang nyata, selaput ketuban telah pecah
dan tali pusar menonjol ke dalam vagina sebelum bayi turun ke jalan lahir.
Prolapsus yang nyata biasanya terjadi jika bayi berada
dalam letak bokong (tetapi bisa juga terjadi pada letak kepala),
terutama jika selaput telah pecah sebelum waktunya atau jika
janin belum turun ke panggul ibu. Untuk mencegah terjadinya
cedera pada janin akibat terhentinya aliran darah ke janin, maka
segera dilakukan persalinan, biasanya melalui operasi sesar.
Pada prolapsus tersembunyi, selaput ketuban tetap utuh
dan tali pusar berada di depan janin atau terperangkap di depan
bahu janin. Biasanya keadaan ini diketahui melalui denyut
jantung janin yang abnormal. Prolapsus tersembunyi bisa diatasi
dengan cara merubah posisi ibu atau mengangkat kepala janin
untuk menghilangkan tekanan pada tali pusar. Kadang perlu
dilakukan operasi sesar.
9.Pendarahan Rahim
PENDARAHAN hebat dari rahim setelah persalinan
merupakan masalah yang serius. Biasanya selama persalinan
ibu kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Ketika plasenta lepas
dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka. Kontraksi rahim
membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka
mengalami pemulihan lengkap.
Jika setelah proses persalinan rahim tidak berkontraksi
atau jika sejumlah kecil plasenta tertinggal di dalam rahim
sehingg rahim tidak dapat berkontraksi, maka darah yang hilang
akan lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks juga bisa
menyebabkan perdarahan hebat.
C. MENOPAUSE
MENOPAUSE adalah berhentinya secara fisiologis siklus
menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia
perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause
alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat
menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang
terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang
disebut sebagai perubahan kehidupan.
Sekitar 80 persen wanita mulai melompat-lompat
menstruasinya. Harsya sekitar 10 persen wanita
berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus
yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang
melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka
mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara
dua hingga delapan tahun.
Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-
tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat
dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai
ketika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi.
Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima
atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan
sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir
usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi
lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur
puncak, yang berlangsung setama kira-kira dua puluh tahun
Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi.
Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh
delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian
telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar
mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua
wanita mengalami siklus tidak teratur.
Perubahan Hormon
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen
perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkatdi masa
pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari
satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum
menopause estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang
wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh
wanita mulai. menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang
berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung
telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama
pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause
dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita)
mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur
pra-menopause Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar
mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum
terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron
dan ini. merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan
wanita. Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-
hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu
peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada
kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam
kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir
semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen
(seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan
vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun
progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan
kolagen yang sehat pada kulit.
Penyebab Menopouse
Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan
rokok.
Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis
yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan
hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa
pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi
aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran
pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi
(pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus
menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak
akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan
menopause.
Gejala Menopause
Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium
berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen
atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa
wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang
lain mengalami gejala yang sifatnya ringan sampai
berat.Hal ini adalah normal.berkurangnya kadar estrogen
secara bertahap menyebabkan Berkuragnya kadar estrogen perlahan
menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon terapi pada
beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara
tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini
sering terjadi jika menopouse disebabkan oleh pengangkatan
ovarium
Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada Pada Wanita
menopouse adalah :
1.Hot flashes terjadi akibat Penin9katn aliran darah di dalam
pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggunq Kulit
menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan
Hot flashes dialami oleh Sekitar 75% Wanita menopause.
Kebanyakan hot flashes dialami Selama lebih dari 1 tahun
dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit
2.Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada
dinding vagina sehingga ketika melakukan seksual terasa nyeri
3.Gejala psikis dan emosional(kelelahan, mudah tersinggung,
susah tidur dan gelisah) bisa disebabkan oleh berkurangnya
kadar estrogen.Berkeringat pada malam hari menyebabkan
gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan
semakin mudah tersinggung.
4.Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar).
5.Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser)
6.Peradangan kandung kemih atau vagina
7.Osteoporosis (pengeroposantulang).
Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang kurus,merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, mengkonsumsi kortikostoid,memiliki asupan kalsium yang rendah, jarang berolah raga.
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu :
1. berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita
2. pelindung organ kelamin dalam dari berbagai organisme penyebab infeksi.
Organ Kelamin Luar pada wanita meliputi :
1. Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak);
setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.
2. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor mengelilingi lubang vagina dan uretra.
Jika ada rangsangan,dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.
3. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
4. Klitoris;Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris,
yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka.
5. Perineum;Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu
jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
6. Himen (selaput Dara)
Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi,
karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
2. Organ Kelamln Dalam
DALAM keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam
vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm.
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti
buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di
belakang kandung kemih dan di depan rektum (anus),
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim)
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali
panjang serviks. Korpus bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding otonya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar
melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan spema
masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar.
Seviks biasanyanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri,
kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi
(pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks sempit, bahkan terlalu sempit
sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.
Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga
bayi bisa melewatinya.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap
bulan setelah siklus menstruasi,endometrium akan menebal.
tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan
dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.
Proses yang Terjadi pada sistem reproduksi Wanita
A. menstruasi
MENSTRUASI atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari
vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai
kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak.
Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita,dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun,
sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Akhir pengaruh kemampuan wanita bermenstruasi disebut menopause, ini juga yang menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. siklus menstruasi adalah tiap 28 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita
selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya,dan bahkan dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik,emosi,dan nutrisi wanita yang bersangkutan.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
1.Fase folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi)
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit menigkat sehingg merangsang pertumbuhan sekitar3-30 folikel
yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasar
tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang
sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.Fase ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini
dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat
ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
perut bagian bawah, nyeri ini biasa disebut mittelschmerz,
yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3.Fase luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar
14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah
kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru
dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus
yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin
bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan
didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Sindroma Premenstruasi
SINDROMA premenstruasi sering berhubungan dengan naik-turunnya
kadar estrogen dan progesteron yang terjadi
selama siklus menstruasi.Estrogen menahan cairan yang dapat
menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan
jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.
Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak
diketahui; tetapi sering berhubungan dengan faktor-faktor sosial,
budaya, biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada
sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan
pada wanita berusia 20-40 tahun.
Jenis dan berat gejalanya bervariasi pada setiap wanita
dan bervariasi pada setiap bulan. Wanita yang menderita epilepsi
mungkin akan lebih sering mengalami kejang. Wanita yang
menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus atau artritis ramatoid) bisa mengalami kekambuhan.
Gejala-gejala yang sering ditemukan adalah :
Perubahan fisik: Sakit punggung, perut kembung, payudara
terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit,
pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau
tertekan, hot Hashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah
dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan
muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya
jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau
nyeri persendian, penambahan berat badan:
Perubahan psikis dan mental: Mudah marah, tersinggung,
cemas, depresi, gelisah sebentar sedih atau gembira, kalut,
sulit berkonsentrasi, pelupa.
Mentruasi Adalah Normal
Sudah sejak lama, barangkali sejak mulainya sejarah umat
manusia, mitos tentang menstruasi telah beredar. Peristiwa
menstruasi dianggap sesuatu yang kotor bahkan dosa.
Sesungguhnya menstruasi adalah suatu peristiwa fisiologik yang dialami
oleh wanita normal. Justru wanita tidak normallah
yang tidak mengalami menstruasi. Pendarahan yang terjadi
waktu menstruasi berasal dari dinding dalam rahim
akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil dikarenakan adanya
pengaruh perubahan keseimbangan hormon. Jadi pendarahan
yang terjadi bukan berasal dari vagina, dan darah yang
dikeluarkan adalah darah normal.
Nyeri menstruasi
Nyeri menstruasi bisa primer, jika sudah ada keluhan sejak
pertama kali menstruasi (menarche). Biasanya tak ada
hubungannya dengan kandungan. Sifatnya nyeri kejang
berjangkit-jangkit, terasa di perut bawah, menjalar ke
pinggang dan paha, mungkin disertai mual dan muntah, serta
nyeri kepala. Jika hebat, bisa sampai kolik melilit,
Jika nyeri menstruasi primer umumnya tak ada hubungan
dengan kandungan, nyeri menstruasi luar biasa yang disebut
dismenorrhoe sekunder biasanya berhubungan dengan
adanya penyakit kandungan. Mungkin ada peradangan
saluran telur (salphingitis), tumor rahim, menyempitnya leher
rahim, atau oleh adanya endometriosis. Semua kelainan ini
sebaiknya dikoreksi. Mungkin belum tentu mengganggu
kesuburan, dan masih mungkin untuk hamil, namun bisa pula
mengganggu kehamilan yang sudah terbentuk, jika dibiarkan.
Jika dan pemeriksaan pemindaian organ reproduksi tidak
ditemukan adanya kelainan, kemungkinan hanya gangguan
fungsional belaka. Artinya, organ reproduksinya normal, tapi
fungsinya yang terganggu.
B. KEHAMILAN
KEHAMILAN akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan
sebulan sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi
oleh sperma yang dikeluarkan laki laki. Secara normal,
pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi melalui
hubungan seksual antara laki laki dan wanita. Pembuahan terjadi
di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur.
MASA SUBUR
Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah
matang potensial untuk dibuahi oleh sperma. Pada seorang
wanita usia subur, setiap bulannya secara teratur akan terjadi
pematangan satu atau lebih sel telur. Cara menghitung masa
subur misalnya seseorang dengan siklus normal yaitu 28 hari
maka ovulasi diperkirakan akan terjadi pada 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Untuk melihat rata-rata siklus menstruasi
dicatat selama 3 bulan berturut-turut. Tetapi bila siklus
menstruasinya tidak teratur 28 hari maka perlu ada penghitungan
khusus.
PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
Proses ini diawali dengan proses pembuahan (konsepsi),
di mana sel telur yang matang setelah ovulasi berada di tuba
falopii dibuahi oleh sperma, yang kemudian disebut zigot.
kemudian terjadilah pembelahan zigot menjadi 2, 4, 8 dan
seterusnya, sehingga ukurannya semakin besar, sambil berjalan
dari tuba ke rongga rahim, yang memakan waktu sekitar 6 hari.
Di rongga rahim maka calon janin ini akan menempel pada
dinding rahim (proses nidasi). Setelah terjadi nidasi barulah
dapat dikatakan terjadi kehamilan.
Dalam proses tersebut di ovarium juga terjadi perubahan-
perubahan hormonnya. Salah satu hormon yang meningkat
adalah HCG, yang keluardi air kemih dan dideteksi sebagai tes
kehamilan yang umum digunakan saat ini.
Usia yang Baik untuk Wanita pertama kali hamil
Sebaiknya kehamilan pertama terjadi pada usia antara 20-
30 tahun karena pada usia ini seorang wanita telah siap baik
secara fisik maupun mental. Akan tetapi karena saat ini
pelayanan kesehatan semakin membaik, dan wanita hamil bisa
secara rutin memeriksakan kehamilannya, maka banyak juga
wanita yang hamil diatas usia 30 tahun, bahkan sampai 40 th.
Perubahan pada wanita hamil
Pada dasarnya wanita hamil adalah orang yang sehat, tetapi
memang ada beberapa perubahan yang terjadi yang bisa
mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun mental,
walaupun bisa berbeda pada tiap wanita dan pada tiap kehamilan
(anak pertama dapat berbeda dengan anak kedua). Akibat
perubahan sistem hormonal bisa terjadi rasa mual, lalu muntah,
pusing yang biasanya pada usia kehamilan awal, ini bisa diatasi
dengan makan dalam porsi kecil tetapi sering dan menghindari
makanan dengan bau dan rasa yang menyengat. Sering kali
juga terjadi peningkatan pigmentasi terutama di kulit daerah
tertentu misalnya payudara, leher dan wajah. Gejala ini tidak
perlu penanganan khusus karena akan menghilang sendiri
setelah melahirkan nanti.
Yang Harus dilakukan selama Hamil
Selama kehamilan pemeriksaan ke bidan atau dokter
minimal dilakukan sebanyak 4 kali, untuk mendeteksi adanya
kelainan baik ibu maupun janin. Hal-hal yang perlu dideteksi
setiap pemeriksaan antara lain tekanan darah, kadar
haemoglobin, tungkai bengkak atau tidak, pembesaran rahim
dan perkembangan janin termasuk posisi dan detak jantung
janin, gejala yang perlu mendapatkan perhatian adalah adanya
perdarahan, pembengkakan tungkai berlebihan.
Pola makan perlu mendapat perhatian baik jumlah maupun
komposisi, istirahat cukup, aktivitas fisik tidak perlu dibatasi ketat
dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Kebersihan sangat perlu
dijaga untuk mencegah infeksi misalnya di gigi, perawatan
payudara untuk persiapan menyusui terutama puting susu
diupayakan keluar dengan pemijatan setiap kali mandi. Buang
air kecil yang sering akan dialami pada trimester pertama dan
Ketiga akibat penekanan rahim ke kandung kencing. Buang air
besar diupayakan selalu lancar dengan minum banyak,
makanan cukup serta dan olah raga teratur.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DIWASPADAI
1.Ketuban Pecak Sebelum Waktunya
KETUBAN Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah
pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau
lebih sebelum terjadinya kontraksi.
Dulu jika terjadi KPSW selalu dilakukan tindakan untuk
segera melahirkan bayi guna mencegah infeksi yang bisa terjadi
pada bayi maupun ibunya. Tetapi pendekatan ini sudah tidak
perlu dilakukan lagi karena resiko terjadinya infeksi bisa dikurangi
dengan mengurangi frekuensi pemeriksaan, dalam 1 kali
pemeriksaan dengan bantuan spekulum bisa membantu dokter
dalam memastikan pecahnya selaput ketuban, memperkirakan
pembukaan serviks (leher rahim) dan mengambil contoh cairan
ketuban dari vagina.
Jika hasil analisa cairan ketuban menunjukkan bahwa paru-
paru bayi sudah cukup matang, maka dilakukan induksi
persalinan (tindakan untuk memulai proses persalinan) dan bayi
dilahirkan. Jika paru-paru bayi belum matang, persalinan ditunda
sampai paru-paru bayi matang.
Pada 50% kasus, persalinan bisa ditunda hanya dengan
melakukan tirah baringan mendapatkan cairan infus; beberapa
kasus lainnya memerlukan obatyang bisa mencegah kontraksi rahim
(misalnya magnesium sulfatyang diberikan melalui infus
suntikan atau tablet terbutalin dan kadang diberikan ritodrin
meialui infus). Ibu dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah
baring, tetapi masih diperbolehkan ke kamar mandi. Suhu tubuh
dan denyut nadinya diukur 2 kali/hari. Peningkatan suhu tubuh
bisa merupakan pertanda terjadinya infeksi.
2.Persalinan Prematur
PERSALINAN prematur adalah persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Biasanya
persalinan terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 37-42
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses
normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh keadaan
tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban,
Sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak
diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur :
a. Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu.
b. Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3).
c. Pernah mengalami aborsi.
d. Memiliki serviks yang abnormal.
e. Memiliki rahim yang abnormal.
f. Menjalani pembedahan perut pada saat hamil.
g. Menderita infeksi berat pada saat hamil.
h. Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga.
i. Berat badan kurang dari 50 kg.
j. Pernah memakai DES(dietilstilbestrol).
k. Merokok sigaret atau makakai kokain .
l. Tidak memeriksakan kehamilan.
3.Kehamilan Post-Matux & Postmaturitas
KEHAMILAN post-matur adalah persalinan yang berlangsung
sampai lebih dari 42 minggu. Postmaturitas adalah suatu
sindroma di mana plasenta mulai berhenti berfungsi secara
normal pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan
janin. Menentukan apakah kehamilan telah Iewatdari42 minggu
tidak selalu mudah, karena saat terjadinya pembuhan tidak
selalu dapat ditentukan secara pasti. Kadang saat pembuahan
tidak dapat ditentukan karena siklus menstruasi yang tidak
teratur.
Pada awal kehamilan bisa dilakukan pemeriksaan USG
untuk membantu menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG
berikutnya dilakukan ^ebelum usia kehamilan mencapai 32
minggu (antara 18-22 minggu) untukmengukur diameter kepala
janin; hal ini bisa membantu memastikan usia kehamilan.
Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu
dari hari pertama menstruasi terakhir, dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin,
yaitu penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janinPemeriksaan
bisa dimulai pada usia kehamilan 41 minggu, untuk
menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan
ketuban (yang menurun secara drastis pada kehamilan post-
matur). Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa
dilakukan amniosentesis (pengambilan dan analisa cairan
ketuban).
Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban
yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja
fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan gawat janin.
Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda
postmaturitas, maka kehamilan post-matur masih mungkin
dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya
tanda-tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi
persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks belum dapat dilalui
janin, maka dilakukan operasi sesar.
4.Tidak Adanya Kemajuan Dalam Persalinan
SETIAP jam seharusnya serviks membuka minimal selebar
1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga
panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi,
mungkin janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu
dilakukan persalinan dengan bantuan forseps atau operasi sesar.
Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju,
maka diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang
kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah pemberian oksitosin
persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.
5.Kelainan Posisi Janin
Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah
arah yang dihadapi oleh janin, sedangkan letak janin adalah
bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung
ibu dengan letak kepala, di mana leher tertekuk ke depan, dagu
menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan
bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan
melalui vagina.
6.Kekamilan Kembar
KEHAMILAN kembar bisa diketahui pada pemeriksaan USG
atau dengan pemantau elektronik (dimana akan terdengar 2
denyut jantung berbeda). Kembar menyebabkan rahim sangat
teregang dan rahim yang sangat teregang cenderung untuk mulai
mengalami kontraksi sebelum kehamilan mencapai usia yang
matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara
prematur dan kecil.
Posisi dan letak janin di dalam rahim bisa berlainan,
sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah
lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya
plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung
mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko
mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi, Kadang
setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat
berkontraksi dengan baik sehingga ibu bisa mengalami
perdarahan.
7.Distosia Bahu
DISTOSIA bahu adalah suatu komplikasi yang jarang
terjadi, dimana pada letak kepala, salah satu bahu bayi
tersangkut pada tulang kemaluan dan tertahan di dalam jalan lahir.
Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan
bahu sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan
tersebut gagal, kadang bayi dapat didorong kembali ke dalam
vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.
8.Prolapsus Korda Umbilikalis
PROLAPSUS korda umbilikalis adalah keadaan dimana
korda umbilikal(taii pusar) mendahului bayi, yaitu kefuardari
jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi
terhenti. Prolapsus korda umbilikalis bisa terjadi secara nyata
atau tersembunyi.
Pada prolapsus yang nyata, selaput ketuban telah pecah
dan tali pusar menonjol ke dalam vagina sebelum bayi turun ke jalan lahir.
Prolapsus yang nyata biasanya terjadi jika bayi berada
dalam letak bokong (tetapi bisa juga terjadi pada letak kepala),
terutama jika selaput telah pecah sebelum waktunya atau jika
janin belum turun ke panggul ibu. Untuk mencegah terjadinya
cedera pada janin akibat terhentinya aliran darah ke janin, maka
segera dilakukan persalinan, biasanya melalui operasi sesar.
Pada prolapsus tersembunyi, selaput ketuban tetap utuh
dan tali pusar berada di depan janin atau terperangkap di depan
bahu janin. Biasanya keadaan ini diketahui melalui denyut
jantung janin yang abnormal. Prolapsus tersembunyi bisa diatasi
dengan cara merubah posisi ibu atau mengangkat kepala janin
untuk menghilangkan tekanan pada tali pusar. Kadang perlu
dilakukan operasi sesar.
9.Pendarahan Rahim
PENDARAHAN hebat dari rahim setelah persalinan
merupakan masalah yang serius. Biasanya selama persalinan
ibu kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Ketika plasenta lepas
dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka. Kontraksi rahim
membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka
mengalami pemulihan lengkap.
Jika setelah proses persalinan rahim tidak berkontraksi
atau jika sejumlah kecil plasenta tertinggal di dalam rahim
sehingg rahim tidak dapat berkontraksi, maka darah yang hilang
akan lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks juga bisa
menyebabkan perdarahan hebat.
C. MENOPAUSE
MENOPAUSE adalah berhentinya secara fisiologis siklus
menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia
perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause
alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat
menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang
terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang
disebut sebagai perubahan kehidupan.
Sekitar 80 persen wanita mulai melompat-lompat
menstruasinya. Harsya sekitar 10 persen wanita
berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus
yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang
melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka
mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara
dua hingga delapan tahun.
Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-
tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat
dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai
ketika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi.
Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima
atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan
sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir
usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi
lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur
puncak, yang berlangsung setama kira-kira dua puluh tahun
Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi.
Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh
delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian
telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar
mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua
wanita mengalami siklus tidak teratur.
Perubahan Hormon
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen
perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkatdi masa
pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari
satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum
menopause estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang
wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh
wanita mulai. menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang
berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung
telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama
pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause
dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita)
mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur
pra-menopause Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar
mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum
terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron
dan ini. merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan
wanita. Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-
hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu
peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada
kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam
kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir
semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen
(seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan
vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun
progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan
kolagen yang sehat pada kulit.
Penyebab Menopouse
Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan
rokok.
Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis
yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan
hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa
pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi
aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran
pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi
(pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus
menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak
akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan
menopause.
Gejala Menopause
Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium
berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen
atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa
wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang
lain mengalami gejala yang sifatnya ringan sampai
berat.Hal ini adalah normal.berkurangnya kadar estrogen
secara bertahap menyebabkan Berkuragnya kadar estrogen perlahan
menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon terapi pada
beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara
tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini
sering terjadi jika menopouse disebabkan oleh pengangkatan
ovarium
Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada Pada Wanita
menopouse adalah :
1.Hot flashes terjadi akibat Penin9katn aliran darah di dalam
pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggunq Kulit
menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan
Hot flashes dialami oleh Sekitar 75% Wanita menopause.
Kebanyakan hot flashes dialami Selama lebih dari 1 tahun
dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit
2.Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada
dinding vagina sehingga ketika melakukan seksual terasa nyeri
3.Gejala psikis dan emosional(kelelahan, mudah tersinggung,
susah tidur dan gelisah) bisa disebabkan oleh berkurangnya
kadar estrogen.Berkeringat pada malam hari menyebabkan
gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan
semakin mudah tersinggung.
4.Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar).
5.Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser)
6.Peradangan kandung kemih atau vagina
7.Osteoporosis (pengeroposantulang).
Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang kurus,merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, mengkonsumsi kortikostoid,memiliki asupan kalsium yang rendah, jarang berolah raga.
2. Organ Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
0 komentar:
Posting Komentar